Tugas Makalah Media
Pembelajaran
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB/INTERNET
DI SUSUN OLEH:
MARDIAH
12010103059
JURUSAN TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN/ KI /VI C
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI
2015
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT,
karena atas berkat rohmat dan hidayah-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan
pada waktunya.
Adapun penyusunan makalah ini yang berjudul “Media
Pembelajaran Berbasis Web/Internet”, bertujuan untuk memenuhi syarat menunaikan tugas mata kuliah “Media
Pembelajaran”. Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang
berkenan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dan
membangun untuk menjadikan ini lebih sempurna. Semoga ini bisa dapat bermanfaat
bagi semua.
Kendari, 24 April 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR
ISI.............................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................... 4
B. Rumusan
Masalah.......................................................................................... 4
BAB
II PEMBAHASAN
A. Konsep
Pembelajaran Berbasis Web.............................................................. 5
B. Fungsi
dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web.......................................... 8
C. Kelebihan
dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web.............................. 9
D. Prinsip-prinsip
Pembelajaran Berbasis Web................................................... 10
E. Karakteristik
Pembelajaran Berbasis Web..................................................... 11
F. Model
Pengembangan Pembelajaran Berbasis Web...................................... 12
G. Metode
Pembelajaran Melalui Internet.......................................................... 14
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 16
B. Saran.............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi (TI)
beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang cukup tinggi,
sehingga perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan
mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar,
audio visual elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya seperti
melalui jaringan internet.
Salah satu bidang yang mendapatkan
dampak cukup berarti dari perkembangan (TI) ini adalah bidang pendidikan,
dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi
dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan
yang memiliki unsur-unsur:
1.
Pendidik sebagai salah satu sumber informasi
2.
Media sebagai sarana penyajian ide
3.
Gagasan dan materi pendidikan serta
4.
Peserta didik itu sendiri.
Perkembangan TI dan penerapannya dalam
pendidikan menjadi wacana yang berkembang saat ini. Integrasi teknologi
informasi kedalam pendidikan salah satunya dalam bentuk Pembelajaran Berbasis
Web (PBW). Terdapat berbagai keunggulan penerapan PBW disamping beberapa
catatan kelemahannya bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Terkait dengan masalah tersebut, sudah
seharusnya guru zaman sekarang ini mulai memanfaatkan internet sebagai sumber
belajar. Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan pengetahuan guru maupun
siswa akan berkembang. Selain itu guru maupun siswa juga akan terbiasa
mengoperasikan perangkat komputer tersebut, sehingga tidak ada lagi istilah
guru gaptek (Gagap Teknologi) maupun siswa gaptek.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pembelajaran
berbasis web?
2. Apa fungsi internet dalam proses
pembelajaran?
3. Apa kelebihan dan kekurangan
internet dalam proses pembelajaran?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Pembelajaran Berbasis Web
Pembelajaran
berbasis Web adalah suatu kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media situs
(website) yang bias diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis
Web atau yang dikenal juga dengan Web Based Learning, merupakan salah satu
jenis penerapan pembelajaran elektronik (E-learning). Atau dapat juga dikatakan
sebuah pengalaman belajar dengan memanfaatkan jaringan internet untuk
berkomunikasi dan menyampaikan informasi pembelajaran.
Internet merupakan jaringan yang
terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan
lokal, yang terhubungkan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan
jangkauanya mencakup seluruh dunia. Internet memiliki banyak fasilitas yang
dapat digunakan dalam berbagai bidang, termasuk dalam kegiatan pendidikan.
Fasilitas tersebut antara lain: e-mail, Telnet, Internet Relay Chat,
Newsgroup, Mailing List (Milis), File Transfer Protocol (FTP), atau World
Wide Web (WWW) (Oos M. Anwas: 2003).
Khan dalam Herman Dwi Surjono (1999)
mendefinisikan pengajaran berbasis web (WBI) sebagai program
pengajaran berbasis hypermedia yang memanfaatkan atribut dan sumber daya
World Wide Web (Web) untuk menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif. Sedangkan menurut Clark WBI adalah pengajaran individual
yang dikirim melalui jaringan komputer umum atau pribadi dan ditampilkan oleh web
browser. Oleh karena itu kemajuan WBI akan terkait dengan kemajuan
teknologi web (perangkat keras dan perangkat lunak) maupun pertumbuhan
jumlah situs-situs web di dunia yang sangat cepat.
Konvensi internasional, menyatakan
bahwa e-learning merujuk pada penggunaan berbagai proses dan aplikasi
elektronik untuk pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah CBT, WBI, CD, dan
lain-lain. Sedangkan pembelajaran berbasis web diartikan sebagai pembelajaran
melalui internet, intranet, dan halaman web saja. Namun demikian istilah e-learning
dan online learning sering disamakan dengan pembelajaran berbasis web
(Davidson & Rasmusen, 2006: 10).
Walter Dick, dkk (2005: 1) dalam
pengantar desain pembelajaran menyatakan bahwa:
”In
a contemporary e-learning or distance learning course, students are brought
together with an instructor (perhaps) and textbook or online content, and are
guided through class activities such as online exercises,
question/answer/discussion boards, projects, and interaction with classmates”.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
berbasis web pengajar menyajikan materi secara online, memandu siswa melalui
aktivitas kelas dalam bentuk latihan, ruang diskusi/tanya jawab, tugas, dan
berinteraksi dengan teman sekelas secara online.
Menurut Herman Dwi Surjono & Maltby (2003), ada dua
keuntungan dari pembelajaran berbasis web, yaitu kebebasan platform dan
ruang kelas. Dengan demikian pembelajaran berbasis web memiliki fleksibilitas
tinggi untuk mengubah setting, struktur, maupun konten sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik pengguna.
Menurut Mc.Manus dalam Herman Dwi Surjono (1999) ternyata
jaringan internet bukanlah semata-mata suatu media, tetapi lebih dari itu juga
merupakan pemberi materi dan sekaligus materinya. Seorang dosen yang
mengajarkan suatu topik tertentu melalui web akan dengan mudah
menghubungkannya dengan situs-situs web yang berkaitan dengan topik
tersebut. Kemampuan ini meliputi:
1.
Penyampaian materi dalam berbagai bentuk data serta dapat
dihubungkan ke berbagai sumber informasi lainnya (hypermedia).
2.
Pendaftaran mahasiswa secara on-line sehingga bisa
dilakukan setiap saat.
3.
Identifikasi akses berikutnya bagi mahasiswa yang sudah
terdaftar.
4.
Penelusuran kemajuan belajar.
5.
Evaluasi.
6.
Fleksibilitas kontrol terhadap alur pembelajaran dan
lain-lain.
Dengan fasilitas yang dimilikinya, internet menurut Onno W.
Purbo paling tidak ada tiga hal dampak positif penggunaan internet dalam
pendidikan yaitu:
1.
Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah
dimanapun di seluruh dunia tanpa batas institusi atau batas negara.
2.
Peserta didik dapat dengan mudah berguru pada para ahli di
bidang yang diminatinya.
3.
Kuliah/belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai
penjuru dunia tanpa bergantung pada universitas/sekolah tempat si mahasiswa
belajar. Di samping itu kini hadir perpustakan internet yang lebih dinamis dan
bisa digunakan di seluruh jagat raya” (Oos M. Anwas: 2003).
Pendapat di atas menunjukkan bahwa manfaat internet bagi
pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada sumber informasi, akses kepada
narasumber, dan sebagai media kerjasama. Akses kepada sumber informasi yaitu
sebagai perpustakaan on-line, sumber literatur, akses hasil-hasil
penelitian, dan akses kepada materi kuliah. Akses kepada nara sumber bisa
dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu secara fisik. Sedangkan sebagai media
kerjasama internet bisa menjadi media untuk melakukan penelitian bersama atau
membuat semacam makalah bersama.
Jaya Kumar C. Koran, mendefinisikan e-learning
sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,
interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai
bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan
Dong mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous
melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai
dengan kebutuhannya (Oos M. Anwas: 2003).
Rosenberg menekankan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Secara lebih rinci Rosenberg
mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning, yaitu: e-learning
bersifat jaringan, e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui
komputer dengan menggunakan standar teknologi internet, e-learning
terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas (Oos M. Anwas: 2003).
Terry Kidd (2005) dalam tulisannya
menyatakan:
“Online
and web based courses have become popular with both students and educational
institutions as the new mediums to deliver educational programs. For
universities, they are an excellent way to reach students in diverse and
distant locations. Some may also be used to supplement school enrollments since
students can take the courses anywhere”.
Pendapat di atas lebih memantapkan implementasi web based
learning di perguruan tinggi karena dianggap memiliki beberapa keunggulan
dalam hal biaya perjalanan, kenyamanan, dan lingkungan belajar yang kondusif.
Duchastel dalam Herman Dwi Surjono (1999) mengajukan model
pengajaran di perguruan tinggi dengan memanfaatkan jaringan web di
internet. Model ini meliputi fungsi-fungsi yang sengaja
dikontraskan dengan model pengajaran konvensional. Fungsi-fungsi tersebut akan
membentuk suatu model yang bisa dipakai sebagai pedoman bagi para dosen atau
perencana instruksional dalam proses perubahan dari pengajaran konvensional ke
bentuk pengajaran yang sesuai melalui web ataupun mengembangkan suatu
program pengajaran berbasis web yang baru.
Oleh karena dalam web tersedia
sumber informasi dan sumber daya pembelajaran yang melimpah, maka kegiatan
belajar tidak difokuskan pada satu atau beberapa sumber informasi tertentu
saja, tetapi bereksplorasi ke berbagai situs-situs yang berkaitan. Dalam
pengajaran konvensional seorang dosen mewajibkan mahasiswa untuk mempelajari
(menghafal) buku atau diktat tertentu untuk kemudian dievaluasi penguasaannya
pada akhir semester. Dalam model pengajaran berbasis web seorang dosen
lebih tepat memberi pengarahan kepada mahasiswa agar mencapai suatu tujuan
akhir yang diharapkan dan membiarkan mahasiswa mengorganisir proses
pembelajarannya sendiri. Dalam hal ini mirip seperti metode proyek, akan tetapi
aplikasinya tidak pada kerja proyek, melainkan pada pengembangan
pengetahuandalam bidang ilmu tertentu.
Model pengajaran berbasis web juga
menekankan penilaian pada level tugas. Evaluasi tidak sekedar untuk mengetahui
tingkat pemahaman suatu materi, tetapi dikembangkan untuk menilai pencapaian
penyelesaian tugas. Mahasiswa tidak dievaluasi sampai sejauh mana pengetahuan
yang dimilikinya tetapi bagaimana ia memanfaatkan pengetahuannya untuk
menyelesaikan suatu permasalahan (Herman Dwi Surjono: 1999).
Uraian di atas menunjukan bahwa sebagai
dasar dari e-learning adalah pemanfaatan teknologi internet. Jadi e-learning
merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital
melalui teknologi internet. Oleh karena itu e-learning dapat digunakan
dalam sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional.
Dalam pendidikan konvensional fungsi e-learning bukan untuk mengganti,
melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional.
B. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web
Kruse (dalam Rusman, 2009:117) dalam salah satu tulisannya
yang berjudul “using the web for learning” yang dimuat dalam situs www.elearningguru.com mengemukakan bahwa pembelajaran
berbasis Web sering kali memiliki manfaat yang banyak bagi peserta didiknya.
Bila dirancang dengan baik dan tepat, maka pembelajaran berbasis web bias menjadi
pembelajaran yang menyenangkan, memiliki unsure interaktivitas yang tinggi,
menyebabkan peserta didik mengingat lebih banyak materi pelajaran, serta
mengurangi biaya-biaya operasional yang biasanya dikeluarkan oleh peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran (contohnya uang jajan/biaya transportasi sekolah).
Dikarenakan sifatnya yang maya/virtual, pembelajaran
berbasis web dianggap telah memberikan fleksibilitas terhadap kegiatan
pengaksesan materi pembelajaran. Penghantaran materi pembelajaran kini tidak
lagi tergantung pada medium fisik seperti buku pelajaran cetak atau CD-ROM.
Materi pembelajaran kini berbentuk data yang bias di decode (diuraikan) melalui
perangkat elektronik seperti computer, smartphone, telepon seluler atau piranti
elektronik lainnya.
Disamping beberapa keunggulan tersebut, pembelajaran
berbasis web juga memiliki kelemahan, yaitu kurangnya interaksi langsung antara
siswa dan guru yang disebabkan oleh banyak factor teknis. Menyikapi hal
tersebut, kruse berpandangan, dengan semakin majunya teknologi internet dan
jaringan, dengan semakin lebarnya bandwidth dan semakin cepatnya koneksi
internet beberapa tahun belakangan ini, maka kelemahan terbesar dari
pembelajaran berbasis web ini bias diminimalisasi dalam beberapa tahun kedepan.
C. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web
Sebagaimana media pembelajaran pada umumnya, pembelajaran
berbasis web pun memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan.
1.
Kelebihan
·
Memungkinkan setiap orang dimana pun, kapan pun untuk
memepelajari apa pun.
·
Pembelajar dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan
langkah dirinya sendiri karena pembelajaran berbasis web membuat pembelajaran
menjadi bersifat individual.
·
Kemampuan untuk membuat tautan (link), sehingga pembelajar
dapat mengakses informasi dari berbagai sumber, baik didalam maupun diluar
lingkungan belajar.
·
Sangat potenisal sebagai sumber belajar bagi pembelajar yang
tidak memiliki cukup waktu untuk belajar.
·
Dapat mendorong pembelajar untuk lebih aktif dan mandiri
didalam belajar.
·
Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan
untuk memperkaya materi pembelajaran.
·
Menyediakan mesin pencari yang dapat digunakan untuk mencari
informasi yang mereka butuhkan.
·
Isi dan materi pelajaran dapat di-update dengan mudah.
2.
Kekurangan
·
Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada
kemandirian dan motivasi pembelajar.
·
Akses untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan web
seringkali menjadi masalah bagi pembelajar.
·
Pembelajar dapat cepat merasa bosan dan jenuh jika mereka
tidak dapat mengakses informasi, dikarenakan tidak terdapatnya peralatan yang
memadai dan bandwith yang cukup.
·
Dibutuhkannya panduan bagi pembelajar untuk mencari
informasi yang eleven, karena informasi yang terdapat didalam web sangat
beragam.
·
Dengan menggunakan pembelajaran berbasis web, pembelajar
terkadang merasa terisolasi, terutama jika terdapat keterbatasan dalam
fasilitas komunikasi.
D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Web
1. Interaksi
Interaksi berarti kapasitas komunikasi dengan orang lain
yamg teryarik pda topic yang sama atau menggunakan pembelajaran berbasis web
yang sama. Dalam lingkungan belajar, interaksi berarti kapasitas berbicara baik
antarpeserta, maupun antara peserta dengan instruktur. Interaksi membedakan
antara pembelajaran berbasis web dengan pembelajaran berbasis computer, hal ini
berrati bahwa mereka yang terlibat dalam pembelajaran berbasis web tidak
berkomunikasi dengan mesin, melainkan dengan orang lain yang kemungkinan tidak
berada pada lokasi bahkan waktu yang sama.
2. Ketergunaan
Ketergunaan yang dimaksud disini adalah bagaimana siswa
mudah menggunakan web. Terdapat dua elemen penting dalam prinsip ketergunaan
ini, yaitu konsistensi dan kesederhanaan. Intinya adalah bagaimana pengembang
pembelajaran berbasis web ini menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dan
sederhana, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan baik daam proses pembelajaran maupun navigasi konten (materi
dan aktififtas belajar lain).
3. Relevansi
Relevansi diperoleh melalui ketepatan dan kemudahan. Setiap
informasi dalam web hendaknya dibuat sangat spesifik untuk meningkatkan
pemahaman pembelajar dan menghindari bias. Meningkatkan konten yang relevan
dalam konteks yang tepat pada waktu yang tepat adalah bentuk seni tersendiri,
dan sedikit pengembangan e-learning yang berhasil melakukan kombinasi ini. Hal
ini melibatkan aspek keefektifan desain konten serta kedinamisan pencarian dan
penempatan konten (materi).
E. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Web
Jolliffe dkk, sebagaimana dikutip oleh
Sunaryo (2007) menyatakan bahwa dari sekian banyak metode dan teknologi yang
dipakai dalam pembelajaran berbasis internet, pada umunya memiliki
karakteristik: (a) materi pembelajaran terdiri atas teks, grafik, dan unsur
multimedia seperti video, audio, dan animasi; (b) adanya aplikasi komunikasi
yang realtime dan tidak realtime seperti ruang chat, forum diskusi, dan
konferensi video; (c) menggunakan web browser; (d) penyimpanan, pemeliharaan,
dan pengadministrasian materi dilakukan dalam webserver, dan (e)
menggunakan internet protokol untuk memfasilitasi komunikasi antara perserta
didik dengan materi pembelajaran.
Selain pendapat Jolliffe di atas,
pendapat tentang karakteristik pembelajaran berbasis internet dikemukakan
pula oleh Sukartawi. Menurut Sukartawi (2003), karakteristik pembelajaran
berbasis internet adalah: (a) memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana
guru dan siswa relatif mudah berkomunikasi tanpa ada batasan yang bersifat
protokoler; (b) memanfaatkan keunggulan komputer; (c) menggunakan bahan ajar
bersifat mandiri yang disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan
siswa kapan saja dan di mana saja; (d) jadwal pembelajaran, kurikulum, dan
kemajuan belajar dapat diakses melalui komputer. Kacha Chansilp & Ron
Oliver (2004) menegaskan bahwa web based instruction memiliki keunggulan
dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka biasa karena model pembelajaran ini
mudah di update, lebih accesible, lebih fleksibel, dan lebih murah.
Wawancara yang dilakukan oleh Burge
(Muirhead: 2001) menghasilkan identifikasi harapan peserta didik terhadap
pembelajaran online. Harapan-harapan tersebut adalah partisipasi dalam proses
pembelajaran, respon dari pengajar terhadap aktivitas peserta didik, affective
feedback dengan memberikan empati untuk memecahkan masalah siswa, serta focused
messaging dengan memberikan pesan-pesan atau komentar online secara
konsisten melalui forum diskusi.
Dilihat dari pemanfaatannya,
pembelajaran berbasis web dibedakan menjadi tiga tipe yaitu: web based
instruction, web enhanced instruction, dan web supported instruction.
Web based instruction adalah bentuk pendidikan jarak jauh dimana
pembelajaran dikirimkan sepenuhnya secara online. Dalam web based
instruction, peserta didik dan pendidik tidak pernah melakukan interaksi
atau pertemuan tatap muka, seluruh materi pembelajaran dan ujian dikirim
melalui web. Web enhanced instruction adalah bentuk pembelajaran dimana
sebagian materi atau sesi kelas dikirimkan atau dilakukan melalui web dan
sebagian lainnnya diajarkan dalam bentuk tatap muka. Dengan demikian dalam web
enhanced instruction, tidak semua materi diberikan melalui website karena
pertemuan tatap muka masih tetap dilakukan. Dalam hal ini pembelajaran online
menjadi pendukung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara umum. Web
supported instruction adalah pembelajaran yang dilakukan dengan cara
tradisional dan tatap muka di kelas regular, tetapi diberi tambahan tes atau
aktivitas online (Davidson & Rasmusen, 2006: 24).
Menurut Walter Dick, dkk, pembelajaran
berbasis web merupakan salah satu sistem penyampaian materi pembelajaran. Sistem penyampaian pembelajaran
berbasis web dapat dilakukan dalam bentuk independent study to
instructor-facilitated dan textual drill and practice to fully
interactive multimedia (2005: 185). Dengan demikian pembelajaran berbasis
web merupakan salah satu delivery system yang fleksibel untuk
dikembangkan, terutama untuk menciptakan kemandirian belajar mahasiswa.
F. Model
Pengembangan Pembelajaran Berbasis Web
Multimedia pembelajaran berbasis web
merupakan perangkat lunak yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran. Salah
satu referensi pengembangan perangkat lunak adalah pendapat pakar Software
Enginering yaitu Roger S. Pressman. Menurut Pressman (2002: 38), rekayasa
perangkat lunak mencakup tahap-tahap: analisis kebutuhan, desain, pengkodean,
pengujian, dan pemeliharaan.
Salah satu model pembelajaran berbasis
web dikembangkan oleh Davidson dan Karel L. Rasmussen (2006). Model yang
dikembangkan oleh Davidson dan Rasmussen tersebut meliputi tahap analisis,
desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.
Tahap analisis meliputi analisis
masalah dan analisis komponen pembelajaran. Tahap desain meliputi desain
pembelajaran dan desain software. Tahap pengembangan adalah merakit berbagai
komponen desain pembelajaran dan software menjadi sebuah program pembelajaran
berbasis web. Tahap implementasi terdiri dari implementasi sementara dan
implementasi penuh. Sedangkan tahap evaluasi dibedakan menajdi evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif.
Pengembangan desain pembelajaran untuk web
based learning dirancang sedemikian rupa agar proses pembelajaran
online tersebut dapat berjalan dengan efektif. Ada tiga elemen pokok yang harus
ada dalam desain model pembelajaran berbasis web, yaitu learning tasks,
learning resources, dan learning supports. Learning tasks
mencakup aktivitas, masalah, dan interaksi untuk melibatkan peserta didik. Learning
resources memuat konten, informasi dan sumber-sumber yang dapat diakses
oleh peserta didik. Learning supports terkait dengan petunjuk belajar,
motivasi, umpan balik, dan kemudahan akses bagi peserta didik (Ron Oliver:
2001).
Sukartawi (2003) menyarankan beberapa
tahap yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan model pembelajaran berbasis
web. Tahap-tahap tersebut meliputi: analisis kebutuhan, rancangan
instruksional, pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap awal yang perlu
dipertimbangkan adalah apakah pembelajaran berbasis web memang dperlukan. Hal
tersebut harus disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi lembaga pendidikan.
Rancangan instruksional meliputi aspek analisis konten, analisis peserta didik,
dan analisis komponen pembelajaran lainnya. Pengembangan e-learning merupakan
proses produksi program dengan mengintegrasikan berbagai software dan hardware
yang diperlukan. Pelaksanaan merupakan realisasi penggunaan program yang telah
dihasilkan dan menganalisis kelemahan-kelemahan yang terjadi. Evaluasi
diperlukan dalam bentuk beta test ataupun alfa test untuk menguji usabilitas
dan efektivitas program sebelum diimplementasikan secara formal.
Pengembangan model pembelajaran
berbasis web perlu memperhatikan komponen strategi pembelajaran.
Komponen-komponen utama dari strategi pembelajaran yang harus dirancang adalah:
aktivitas awal pembelajaran, penyajian materi, partisipasi peserta didik, penilaian,
dan aktivitas tindak lanjut (Walter Dick, dkk, 2005: 197). Aktivitas awal
pembelajaran berupa pemberian motivasi, menumbuhkan perhatian, menjelaskan
tujuan pembelajaran, dan menjelaskan kemampuan awal yang diperlukan. Penyajian
materi meliputi sajian bahan ajar dan contoh-contoh yang relevan. Partisipasi
peserta didik dibangun dengan adanya praktik atau latihan dan umpan balik.
Penilaian dapat berupa tes kemampuan awal, pretest, dan posttest.
Aktivitas tindak lanjut dilakukan untuk membantu mempertahankan daya ingat
terhadap materi pembelajaran.
G. Metode
Pembelajaran Melalui Internet
Pembelajaran berbasis internet bagi
siswa sekolah dasar sudah seharusnya mulai dikenalkan. Untuk itu para guru
hendaknya sudah tahu lebih dahulu tentang dunia internet sebelum menerapkan
pembelajaran tersebut pada siswa. Persiapan yang tak kalah pentingnya yaitu
sarana komputer. Tentu saja dalam hal ini hanya dapat diterapkan di
sekolah-sekolah yang mempunyai fasilitas komputer yang memadai. Walaupun
sebenarnya dapat juga diusahakan oleh sekolah yang tidak mempunyai fasilitas
komputer misalnya dengan mendatangi warnet sebagai mitra dalam pembelajaran
tersebut.
Setelah semua perangkat untuk
pembelajaran siap, guru mulai melakukan pembelajaran dengan menggunakan sumber
belajar internet. Bagi siswa sekolah dasar tentu saja akses-akses yang ringan
yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan. Disinilah kepiawaian
seorang guru ditampilkan dalam mendampingi, membimbing dan mengolah metode
pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai.
Beberapa metode yang dapat dilakukan
oleh guru, diantaranya: diskusi, demonstrasi, problem solving, inkuiri, dan
discoveri. Guru memberikan topik tertentu pada siswa, kemudian siswa mencari
hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut dengan mencari (down load) dari
internet. Guru juga dapat memberikan tugas-tugas ringan yang mengharuskan siswa
mengakses dari internet, suatu misalnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa
dapat mencari karya puisi atau cerpen dari internet. Siswa juga dapat belajar
dari internet tentang hal-hal yang up to date yang berkaitan dengan
pengetahuan. Guru memberi tugas pada siswa untuk mencari suatu peristiwa
muthakir dari internet kemudian mendiskusikannya di kelas, lalu siswa menyusun
laporan dari hasil diskusi tersebut.
Metode-metode tersebut dapat dilakukan
guru dengan model-model pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa semakin
senang, tertarik untuk mempelajarinya sehingga proses pembelajaran tersebut
menjadi pembelajaran yang bermakna. Dengan pembelajaran berbasis internet
diharapkan siswa akan terbiasa berpikir kritis dan mendorong siswa untuk
menjadi pembelajar otodidak. Siswa juga akan terbiasa mencari berbagai
informasi dari berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran ini juga mendidik siswa
untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam kelompok kecil maupun tim. Satu hal
lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu dengan pembelajaran berbasis internet
pengetahuan dan wawasan siswa berkembang, mampu meningkatkan hasil belajar
siswa, dengan demikian mutu pendidikan juga akan meningkat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keuntungan Media pembelajaran berbasis
web adalah dalam hal fleksibilitasnya. Sebagian media pembelajarn berbasis web
hanya dibangun untuk menampilkan kumpulan materi, sementara forum diskusi atau
tanya jawab dilakukan melalui e-mail atau milist. Disamping itu
ada juga media pembelajaran berbasis web yang terpadu, berupa portal e-learning yang
berisi berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia serta
dipadukan dengan system informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi, dan
berbagaieducatioanal tools lainnya. Free
weblog merupakan web yang dapat dikembangkan secara instan terdiri
dari post dan page. Free weblog dengan
demikian dapat dikembangkan sebagai media pembelajaran berbasis web.
Berdasarkan kajian teori, disimpulkan bahwa metode pemanfaatan freeweblog sebagai
media pembelajaran berbasis web dapat dilakukan dengan cara:
1.
Membuat post sebagai media
diskusi.
2.
Membuat halaman
sebagai tempat menampilkan suatu mata pelajaran/mata kuliah.
3.
Membuat sub
halaman sebagai tempat menampilkan suatu pokok bahasan dalam suatu mata
pelajaran/mata kuliah.
Adapun keunggulan media pembelajaran
berbasis web yang dibangun dengan free weblog adalah:
1.
Sebagai media
pembelajaran berbasis web, free weblog dapat diakses oleh para
siswa kapan saja dan di mana saja.
2.
Free
weblog merupakan web yang dapat dibangun dengan mudah tidak
memerlukan bahasa pemrograman khusus.
3.
Free
weblog merupakan web yang dapat dibangun tanpa biaya sepeserpun.
B. Saran
Saya menyadari
sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan didalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran baik dari dosen pemimbing
maupun dari pembaca budiman. Atas kritik dan saran nantinya kami ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA